Perang hacker Indonesia-Portugal

Posted by D-KeyHacker On Senin, 28 Juni 2010 0 komentar

Sudah lama Portugal dan Indonesia menjalani hidup dalam 'payung perang dingin'. Timor Timur atau yang kerap dipanggil "Timor Leste", biang utama yang jadi sebab konflik berkepanjangan antara Indonesia dengan Portugal yang pernah menjajah bumi Lorosae itu selama 450 tahun.

Jajak pendapat untuk menentukan nasib Timor Timur yang digelar dengan 'Panitia' UNAMET (badan khusus yang dibentuk PBB untuk menangani jajak pendapat) selesai pada 30 Agustus 1999 lalu. Proses perhitungan suara hasil jajak pendapat pun dilakukan, dan pemenangnya kita bisa lihat kan sekarang ? Pada waktu itu, di dunia cyber ternyata terjadi perang di sisi gelap gerakan bawah tanah Internet (underground) antara hacker Portugal - hacker Indonesia, hingga mengakibatkan jatuhnya 'korban' di antara pengguna Internet. Yang antara lain adalah para pemilik homepage belaka yang jadi korban serbuan para hacker dari Portugal itu, tapi justru homepage - homepage yang dimiliki oleh perusahaan - perusahaan besar.

Beberapa waktu lalu (18 Agustus 1999), salah satu pemimpin aktivis gerakan pro kemerdekaan Timtim, yang selalu melanglang buan berkampanye demi kemerdekaan Timor-Timur, Jose Ramos Horta, pernah berkoar di surat kabar Thailand, The Nation dan koran Australia, Sydney Morning Herald tentang akan adanya serangan hacker, yang akan merusak seluruh perangkat jaringan digital yang ada di Indonesia.

Lebih lanjut, kala itu, Horta menjelaskan, ancaman para hacker itu akan dilaksanakan jika pemerintah RI berusaha menghalang - halangi keinginan pro kemerdekaan saat jajak pendapat pada 30 Agustus 1999. Bahkan ada yang mengatakan lusinan virus telah dirancang untuk mengkontaminasi seluruh sistem komunikasi elektronik Indonesia, jika ditemukan kecurangan dalam acara jajak pendapat.

"Ratusan jago - jago komputer, kebanyakan remaja - reemaja dari Portugal, Spanyol, Irlandia, Belgia, Brazil, Amerika Serikat dan Kanada sudah membidik jaringan komputer lembaga pemerintahan, militer, keuangan, dan perbankan Indonesia, untuk menciptakan kekacauan", tulis Horta.

Horta, yang memenangkan hadiah Nobel Perdamaian juga menjelaskan, bahwa hacker - hacker itu akan menghentikan sistem - sistem perbankan dan penerbangan Indonesia, dan membuat Indonesia kehilangan ratusan juta dollar.

Yang aneh, justru Indonesia lah yang dituduh melancarkan perang cyber melawan aktivis pro kemerdekaan Timor-Timur. Hal itu bukan sekedar asal tuduh, karena pada bulan Januari 1999, penyelenggara jasa Internet Irlandia, Connect-Ireland yang menjadi host situs para aktivis Timor-Timur pro kemerdekaan, telah menjadi sasaran serangan yang terkoordinasi dari kurang lebih 18 lokasi yang berbeda.

Pihak Connect-Ireland memperkirakan pemerintah Indonesia ada di belakang serangan tersebut. Sebenarnya serangan hacker Portugal ke situs - situs Web Indonesia sudah dilancarkan sejak lama. Awal 1997, hacker Portugal berhasil menyusup ke dalam situs militer dan kementrian Luar Negeri Indonesia, dan mengacau situs - situs tersebut dengan propaganda pro-kemerdekaan.

Apakah mungkin ancaman Ramos Horta bisa direalisasikan oleh orang - orang yang disebutnya sebagai ahli - ahli Internet itu ? Ada yang menarik, setelah beberapa waktu ancaman Ramos Horta diumumkan, situs web (www.satelindo.co.id) milik PT. Satelindo penyelenggara jasa telepon selular, yang juga pemegang hak penyelenggara SLI (Sambungan Langsung Internasional) itu, diacak - acak oleh hacker. Namun hacker itu sempat meninggal jejak di situs web milik Satelindo tersebut. Hacker itu meninggalkan alamat email : MOZY - mozy@usa.com. Karuan saja pihak detik.com yang sempat dikabari lewat email oleh seseorang yang mengaku bernama ugie langsung men-cek ke situs web Satelindo, dan meng-email jejak email itu.

Jawaban dari email yang dilayangkan itu cukup mengejutkan, karena ternyata mozy tidak sedang melakukan peperangan cyber dengan siapapun. Namun terkesan bahwa mozy 'hanyalah' cracker yang rajin berpetualang di jagat cyber, mengunjungi banyak site untuk mencari lubang - lubang sekuriti untuk dijajagi dan disusupi.

Dia mengaku tidak kenal dengan yang namanya Horta. Katanya, situs web milik Satelindo merupakan salah satu situs yang cukup rapuh dan mudah sekali untuk diacak - acak. Hingga timbullah rasa isengna untuk mengacak - acak situs itu. :-) ....may I ...?

0 komentar:

Posting Komentar